BAB

Sabtu, 09 Oktober 2010

8. HARI-HARI TERAKHIR

MUHAMMAD : TIGA TAHUN TERAKHIR DALAM HIDUPNYA
USIA: 60 – 63 TAHUN
YESUS : BULAN-BULAN TERAKHIR DALAM HIDUPNYA
USIA : 35 – 36 TAHUN.

Ketika kehidupan baik Yesus maupun Muhammad akan berakhir, mereka berdua sesungguhnya sedang berada dalam puncak pengaruh mereka. Dalam bab ini, Anda akan melihat:
Kemenangan mereka atas kota-kota yang pernah menolak mereka
Perintah terakhir kepada para pengikut mereka
Bagaimana mereka masing-masing meninggal dunia

MUHAMMAD KEMBALI KE MEKAH
Delapan tahun setelah pindah ke Medinah, Muhammad telah mencapai tingkat kekuasaan baru yang tinggi. Ia memiliki sepuluh ribu tentara pada saat itu, yang dipimpin oleh empat orang kepala divisi dan dirinya sendiri.[1] Tahun-tahun sebelumnya, ketika orang-orang mengusiknya di pasar di Mekah, Muhammad telah memberi peringatan kepada mereka, “Hai orang-orang Mekah, aku bersumpah demi nama Allah, aku akan datang untuk membunuh kalian semua.”[2] Dan saat ini ia telah siap melakukan tindakan seperti yang telah dikatakan sebelumnya.

Ketika tentara Muhammad maju, gurun pasir menjadi hitam dengan kuda-kuda dan penunggannya. Kota Mekah mengirim mata-mata, termasuk Abu Sufyan, pemimpin kereta yang diserang oleh Muhammad ketika ia baru tiba di Mekah. Orang ini kemudian tertangkap, lalu ia berdiri di hadapan Muhammad, disuruh memilih untuk pindah agama demi keselamatan hidupnya. Demi membela kehormatan pemimpin tersebut, Muhammad berkata bahwa selama penyerangan, umat Islam akan melindungi setiap orang yang mengambil tempat perlindungan di rumah pria itu. Muhammad laklu mengembalikan pria itu ke Mekah dengan pesan, “Dia yang masuk ke rumah Abu Sufyan akan selamat. Dan dia yang menutup pintu rumahnya sendiri dan yang masuk ke dalam mesjid akan selamat.” Ketika orang-orang mendengar berita ini, mereka menyebar masuk ke rumah mereka dan mesjid.[3]

Ketika Muhammad hendak masuk ke dalam kota, Muhammad memanggil pejuang-pejuang Ansar menghadapnya. Orang-orang Ansar adalah orang-orang Medinah, dan bukan orang Mekah, yang telah memeluk agama Islam. Ketika mereka mengelilinginya, Muhammad berkata, “Apakah engkau melihat tentara Qurais (dari Mekah)?” Ia lalu membuat gerakan dengan tangannya dan berkata, “Pergi dan bunuhlah mereka.” Kata bunuhlah dalam bahasa Arab menggambarkan seperti para petani yang memanen tuaian mereka dengan sebuah sabit. Dengan kata lain, Muhammad memerintahkan mereka untuk “Penggallah leher mereka dari tubuh mereka seperti kamu memotong buah dari ranting pohon.”[4]

Alasan Muhammad memilih Ansar untuk tugas ini mungkin karena orang-orang Islam yang dari Mekah akan memiliki pergumulan untuk membunuh orang-orang dari suku mereka dan tetangga mereka sendiri.
Sementara para tentara memasuki kota dengan menunggang kuda, beberapa perempuan lari keluar dan secara histeris menabrak bagian depan kuda dengan tangan mereka, memohon agar pasukan-pasukan itu tidak membunuh mereka dan anak-anak mereka. Mereka menjerit dan mencoba mendorong si penunggang kuda. Bayangkan peristiwa ini! Orang-orang ketakutan dan putus asa.[5] Mekah melakukan sedikit pertahanan, dan Muhammad dengan mudah mengambil alih kendali.
Divisi Muhammad membawa bendera khusus. Bendera itu berwarna hitam dengan sebuah kata tertulis dalam bahasa Arab: Penghukuman.[6]

Muhammad mengambil alih kendali atas Ka-abah
Muhammad mengendarai kudanya melalui jalan-jalan di Mekah sementara orang-orang di dalam kota itu tinggal diam di dalam rumah mereka. Ia memasuki Ka-abah, mencium Batu Hitam dan mulai berjalan mengelilinginya. Ketika ia sampai di sebuah patung yang berdekatan dengan Batu Hitam, ia menusuk matanya dengan busur panah yang ada di tangannya. Setelah sembahyang siang pada hari yang sama, Muhammad memerintahkan bahwa semua patung yang ada di sekitar Ka-abah dikumpulkan, dibakar dalam api dan dihancurkan.[7] Umat Islamlah yang kemudian memelihara Ka-abah (Surat 9:18)

Sekarang mari kita lihat apa yang terjadi ketika Yesus kembali ke Yerusalem, rumah imam kepala dan ahli-ahli Taurat yang berupaya untuk membunuhnya.

YESUS KEMBALI KE YERUSALEM
Selama bulan-bulan terakhir dari tahun ketiga pelayanannya, Yesus juga berada dalam puncak pengaruh dan popularitasnya. Pada saat yang bersaman, ia mengingatkan murid-muridnya bahwa ia akan dibunuh ketika ia kembali ke Yerusalem.

“Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.”
-- Matius 16:21; lihat juga Lukas 13:31-35 --

“Maka hati murid-murid-Nya itu pun sedih sekali”
-- Matius 17:23 --

Meskipun murid-muridnya protes, namun Yesus tetap melanjutkan perjalanan ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Ketika ia sampai di kota itu, ia membuat prosesi masuk dengan cara yang sangat mengejutkan.
Ia meminta murid-muridnya untuk mencari seekor keledai muda baginya, lalu Yesus menaiki keledai itu masuk ke dalam kota. Ketika ia berjalan, kerumunan orang banyak berbaris di sepanjang jalan. Beberapa orang melemparkan jubah mereka di depan jalannya, sementara yang lainnya memotong ranting-ranting pohon dan melemparkannya di depan jalannya. Mereka dengan suara keras memuji Tuhan, dan seluruh kota Yerusalem menjadi gempar (Lukas 19:28-44, Matius 21:1-11).

Yesus menangisi kota Yerusalem
Ketika Yesus sudah hampir dekat di kota Yerusalem dan melihat kota itu, ia menangis karena ia tahu masa depan kota Yerusalem itu. Ia berkata,

“Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Tuhan melawat engkau.”
-- Lukas 19:41-44; lihat juga Matius 23:37-39l Lukas 13:34-35 --

Nubuat Yesus digenapi tidak sampai empat puluh tahun kemudian. Di tahun 70 M, Jenderal Romawi Titus, menaklukan dan menghancurkan kota Yerusalem dan membakar bait Tuhan sampai rata dengan tanah.
Jadi sekarang kita telah mengetahui kisah Yesus dan Muhammad pada akhir hidup mereka ketika mereka kembali ke kota yang menjadi pusat kehidupan spiritual para pengikut mereka. Muhammad kembali sebagai seorang penakluk. Sedangkan, Yesus, seperti yang kita lihat, kembali sebagai korban persembahan. Pada bagian terakhir dari bab ini, mari kita lihat bagaimana kedua pemimpin ini meninggal dunia dan apa yang mereka berikan sebagai perintah terakhir kepada para pengikut mereka.

PENYERAHAN KOTA ARAB
Setelah menaklukkan Mekah, orang-orang dari seluruh Arab, yang belum diserang, mengirimkan penyampai pesan kepada Muhammad dengan berita, “Kami menyerah kepadamu.” Sejarah Islam mencatat ada empat puluh delapan kelompok yang berbeda, yang menyerahkan diri kepada Muhammad pada tahun itu (9 H). Hanya tinggal sedikit saja kelompok orang-orang di Arab yang ditundukkan oleh Muhammad.[8] Orang-orang yang ditaklukkan harus membayar zakat, yaitu pajak yang besarnya 2,5% dari penghasilan seseorang.

Muhammad mengirim surat kepada penguasa asing
Sekarang setelah Muhammad menaklukkan seluruh wilayah Arab, ia menghubungi para penguasa dari wilayah di luar Arab dan mengundang mereka untuk menerima Islam dan aturan Islam. Ia mengirim surat resmi dengan stempel pribadinya kepada (1) Kaisar Roma, (2) Raja Iran, (3) Raja Ethiopia, (4) Gubernur Roma di Mesir, (5) Raja Oman, (6) Raja Bahrain, (7) Raja Siria, (8) Raja Yaman.[9] Surat-surat ini memperingatkan para penguasa itu untuk menyerah kepada Islam, jika tidak mereka akan menderita. Sebuah contoh yag bagus adalah surat kepada Kaisar Roma, yang ditulis:

“Dari Muhammad, Rasul Allah,
Kepada Herocles, Kaisar Roma,

Peluklah agama Islam dan engkau akan diselamatkan. Tetapi jika engkau menolak tantanganku ini, engkau akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi terhadapmu dan terhadap orang-orangmu.”[10]

Muhammad menggunakan kata diselematkan untuk menunjukkan kata selamat dari tentaranya, dan bukan menunjuk pada selamat dari murka Tuhan pada hari Penghakiman.
Masih ingat dengan keduabelas pemimpin yang telah dipilih oleh Muhammad sebelumnya? Kebanyakan dari mereka sekarang memimpin perampasan terhadap mereka yang menolak untuk menyerahkan diri pada kekuasaan Islam.

Wahyu baru mengenai Jihad
Pada bagian ini, Muhammad melaporkan sebuah wahyu baru mengenai perlakuan terhadap orang-orang kafir. Hal ini ditulis dalam Surat 9. Sekarang mari kita pada dua ayat di bawah ini:
Terkait dengan Mushrikun, atau penyembah berhala, wahyu itu berbunyi:

“Bunuhlah orang-orang musrik itu, di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempai pengintaian. Jika mereka bertobat dan mendirikan shalat dan memberi zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan.”
--- Surat 9:5 –

Jadi wahyu ini memberitahukan umat Islam untuk memerangi para penyembah berhala sampai mereka memeluk Islam. Sebuah wahyu yang hampir sama diberikan terkait dengan orang-orang Yahudi dan Kristen, dengan satu perbedaan penting.

“Perangilah orang-orang yang (1) tidak beriman kepada Allah, (2) dan tidak pula kepada hari akhir, (3) dan tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasulnya (Muhammad) (4) dan mereka yang tidak beragama dengan agama yang benar (Islam) yang diberikan Alkitab kepada mereka (orang Yahudi dan Kristen) sampai mereka membayar jizsyah (pajak) dengan patuh dan dalam keadaan tunduk”
--- Surat 9:29 –

Umat Islam memberikan tiga pilihan bagi orang Yahudi dan Kristen:
menerima Islam
tetap memeluk agama Yahudi atau Kristen dengan membayar pajak khusus (jizyah) yang ditarik setahun sekali
siap-siap untuk diserang.
Muhammad kemudian mengangkat gubernur-gubernur (yang dipanggil dengan Amir) untuk mengatur seluruh penduduk, suku dan wilayah yang menerima kekuasaan Islam (tahun 9 H).

KHOTBAH TERAKHIR MUHAMMAD DI BUKIT ARAFAT
Sekarang, setelah Muhammad memegang kendali atas Mekah, Muhammad memanggil semua umat Islam untuk berpartisipasi dalam naik haji, sebuah bentuk ziarah tahunan ke Ka-abah untuk menyembah Allah (Surat 3:97). Ia menghabiskan waktu satu tahun untuk membuat persiapan sebuah peristiwa akbar, dan mengirimkan pesan ke seluruh wilayah Arab, memberitahukan orang-orang untuk datang. Puncak dari pertemuan besar ini adalah ketika Muhammad berdiri di atas Bukit Arafat dan berkhotbah untuk terakhir kalinya, dikelilingi oleh lebih dari seratus ribu orang Islam.[11] Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa Khotbah di Bukit Arafat.
Di bawah ini adalah apa yang dikatakan oleh Muhammad seperti yang dicatat dalam sejarah Islam.

“Hari ini, agamamu sudah lengkap, dan kemurahan Tuhan digenapi dalam hidupmu. Dan aku bersaksi bahwa Islam adalah agamamu. Wahai orang-orang Islam, engkau dilarang untuk menumpahkan darah sesamamu atau mencuri dan mengambil keuntungan satu sama lain atau merebut perempuan atau isteri dari sesama umat Islam.
Setelah hari ini, tidak akan ada agama lain yang hidup di wilayah Arab. Aku diutus Allah dengan pedang di tanganku dan kesejahteraanku datang dari bayangan pedangku. Dan orang-orang yang tidak setuju denganku akan dipermalukan dan disiksa.”[12]

Khotbah ini mempunyai dua bagian: Bagian pertama mengajarkan umat Islam bagaimana harus bersikap satu sama lain, sebagai contoh, tidak membunuh atau mencuri isteri satu sama lain. Bagian kedua mengajarkan bagaimana bersikap kepada orang-orang non Islam. Muhammad menyatakan bahwa Allah mengutusnya dengan pedang dan pendapatannya berasal dari pedang itu. Ia juga berjanji akan mempermalukan dan menganiaya orang-orang yang tidak sepakat dengannya (Khotbah ini sangat berbeda dengan Khotbah Yesus di Bukit, di mana Yesus berkata, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Matius 5:44)

KEMATIAN MUHAMMAD
Pada tahun kesebelas setelah kepindahannya dari Mekah ke Medinah, Muhammad mengalami sakit demam yang kerap dialaminya setiap tahun. Namun kali ini, penyakitnya menjadi sangat serius.
Menurut sejarah Islam, Muhammad menganggap demamnya itu sebagai akibat dari racun yang ia makan setelah Muhammad menaklukkan sebuah kampung Yahudi di Khaybar empat tahun sebelumnya. Ia setuju untuk membiarkan mereka tetap hidup selama mereka memberikan harta milik mereka kepadanya. Pada saat itu, ada seorang perempuan bernama Zainab, menyediakan makan bagi Muhammad. (Ingat, orang Yahudi telah menjalin hubungan dengan Muhammad selama bertahun-tahun sebelum ia memutuskan untuk menaklukkan mereka)

Zainab mempersiapkan daging domba untuk dibakar. Ia tahu bahwa Muhammad menyukai daging bagian bahunya, jadi ia menaruh racun lebih banyak pada bagian itu, dan meracuni seluruh bagian domba itu. Ia membawa daging itu dan memberikannya kepada Muhammad dan salah seorang temannya. Muhammad mengambil beberapa bagian dari daging bahunya dan mulai memakannya, tetapi ia merasakan sesuatu yang berbeda daripada biasanya. Ia mengeluarkan dari mulutnya dan memuntahkannya. Tetapi temannya menyukai daging itu dan menyantapnya. Ia kemudian mati akibat racun itu.

Muhammad bertanya kepada Zainab apa yang telah ia lakukan. Ia menjawab, “Engkau tahu apa yang telah engkau lakukan terhadap orang-orangku. Aku berkata kepada diriku sendiri, Jika ia adalah raja aku akan menyerahkan diriku padanya, dan jika ia adalah nabi ia akan diberitahu (apa yang telah aku lakukan).” Untuk jawaban itu, Muhammad kemudian menaruh belas kasihan atas hidupnya.

Namun demikian, Muhammad percaya bahwa racun yang ia makan mengganggunya seumur hidupnya. Pada saat-saat terakhir sakitnya, sebelum ia meninggal dunia, saudara perempuan dari orang yang meninggal karena racun pada daging domba yang dimakannya, datang mengunjunginya. Muhammad berkata kepadanya, “Ya Umi Bishra, apa yang kau lihat pada diriku sekarang (penyakitku) adalah akibat dari memakan daging domba yang aku makan bersama kakakmu.”[13]

Selama sakitnya, Muhammad mengalami demam dan nyeri selama dua puluh hari dan dirawat di rumah oleh isterinya, Aisah, yang telah berusia delapan belas tahun pada saat itu. Ketika ia terlalu lemah untuk memimpin doa, ia memerintahkan salah seorang pengikutnya yang dipercayai untuk melakukan tugas itu. Ketika ia menarik nafat terakhir, ia menaruh kepalanya di pangkuan Aisah dan meninggal dunia.[14]
Muhammad dikuburkan di Medinah, para peziarah masih mengunjungi makamnya hingga hari ini.

KEMATIAN YESUS
Kisah kematian Yesus sangat berbeda dengan kematian Muhammad. Mari kita lihat apa yang terjadi.
Yesus telah pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari cara untuk menangkapnya, tetapi mereka takut untuk menangkapnya secara langsung karena orang-orang mencintainya. Kesempatan mereka datang melalui murid Yesus, Yudas, yang dengan sukarela mengantarkan mereka kepada Yesus hanya demi sejumlah uang.
Setelah memakan santapan Paskah bersama murid-muridnya, Yesus pergi ke Bukit Zaitun untuk berdoa, seperti biasanya. Yudas membawa sejumlah orang banyak ke bukit itu untuk menangkap Yesus. Mereka membawanya ke rumah imam kepala, dan saat menjelang fajar, para pemimpin agama menanyainya, “Apakah engkau Anak Tuhan?” tanya mereka.
“Engkaulah yang mengatakan aku demikian,” jawab Yesus. Itu jelas merupakan hujatan bagi hukum orang Yahudi. Mereka membawanya ke Pilatus, gubernur yang ditunjuk oleh kaisar Roma. Pilatus memutuskan bahwa Yesus tidak melakukan kejahatan yang membuatnya pantas dihukum mati, tetapi pemimpin-pemimpin agama itu menghasut orang banyak untuk menghukum mati Yesus. Jadi Pilatus menyerahkan Yesus kepada orang banyak itu. Mereka membawanya melalui jalan yang disebut Bukit Tengkorak. Di sanalah Yesus digantung di atas kayu salib. Paku ditancapkan di tangan dan kakinya untuk menggantungnya di salib. Kemudian salib itu ditegakkan di atas tanah pada sebuah lubang, dan orang-orang menunggu Yesus hingga mati. Banyak perempuan yang telah mengikut Yesus, berdiri di sana ikut menyaksikan.
Pada tengah hari, langit menjadi gelap untuk selama tiga jam. Kemudian Yesus berteriak dengan suara nyaring, ”Bapa, ke dalam tangan-Mu, kuserahkan nyawaku,” dan ia pun meninggal dunia (Lukas 23-24)

Yang menjadi dasar bagi iman Kristen adalah apa yang terjadi setelah kematian Yesus. Seorang anggota dari Dewan Yahudi yang menentang penyaliban Yesus menerima ijin untuk menurunkan tubuh Yesus. Ia membungkusnya dengan kain linen dan menempatkanya pada sebuah kubur yang baru. Para perempuan yang mengikuti Yesus melihat di sanalah tubuh Yesus dibaringkan. Mereka kemudian pergi mempersiapkan rempah-rempah dan minyak wangi untuk dituangkan pada tubuh Yesus, tetapi mereka tidak pergi keesokan harinya karena hari itu hari Sabat dan menurut hukum Yahudi, pada hari itu mereka beristirahat.

Setelah hari Sabat, pagi-pagi sekali, perempuan itu kembali ke kubur dan menemukan bahwa batu penutup kubur itu telah terguling dan tidak ada tubuh siapapun di dalamnya. Dua malaikat menampakkan diri kepada mereka dan berkata, “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.” (Lukas 24:5-6). Perempuan-perempuan itu lari kepada para murid untuk menceritakan apa yang telah mereka lihat.
Kitab injil menggambarkan beberapa penampakan Yesus kepada para murid dan pengikutnya setelah kebangkitannya.

PESAN TERAKHIR YESUS KEPADA PARA PENGIKUTNYA
Ajaran terakhir Yesus terfokus pada penjelasan mengenai kebangkitannya dan menguatkan murid-muridnya untuk mengabarkan Injil. Ia berkata kepada mereka:

“Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.”
-- Lukas 24:46-47 --

Kemudian Yesus berjanji untuk menolong para pengikutnya dengan mengirimkan Kuasa. Orang Kristen percaya bahwa ini adalah Roh Kudus, seperti yang dijelaskan dalam Kisah Para Rasul 2.

KESIMPULAN
Dalam lima bab, Anda telah mengetahui kehidupan Yesus dan Muhammad secara berdampingan. Anda telah melihat bagaimana mereka menggunakan waktu mereka dan meraih tujuan mereka. Hal ini memberikan kerangka kerja yang Anda butuhkan untuk memahami apa yang mereka ajarkan. Ajaran mereka inilah yang akan menjadi subyek pada bagian kedua buku ini.
Anda akan mendapatkan kesempatan uantuk memperbandingkan ajaran mereka terutama untuk topik-topik di bawah ini:
Pesan mereka bagi dunia
Ajaran mereka tentang sesama
Kesembuhan dan mujizat
Makna Perang Suci
Cinta kasih
Doa
Perempuan
Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan topik-topik di atas, saya telah menempatkan daftar kerangka waktu peristiwa-peristiwa besar dalam hidup Yesus dan Muhammad. Kerangka waktu ini akan membantu Anda untuk melihat biografi yang baru saja Anda baca dan memahami ajaran yang mengikutinya.

[1] Ibn Ishaq, hal 557.
[2] Ibn Kathir, The Beginning and the End, vol. 2, bagian 3, hal 53.
[3] Ibn Ishaq, hal 548.
[4] Ibn Kathir, The Beginning and the End, vol. 2, bagian 4, hal 302.
[5] Ibid, vol. 2, bagian 4, hal 289.
[6] Ibid, vol. 2, bagian 3, hal 288.
[7] The Correct Books of Muslim, buku 19, no. 4395
[8] Ibn Ishaq, hal 627-652. Lihat juga Al-Tijab al-Najar (The Biography of the Prophet) dalam bahasa Arab (Cairo, 1979).
[9] Ibn Hisham, vol. 3, bagian 6, hal 13-14. Lihat juga Ibn Ishaq, The Life of Muhammad, hal 652 ff.
[10] Ibn Hisham, vol. 3, bagian 6, hal 13-14, terjemahan penulis. Lihat juga The Correct Books of Muslim, buku 019, no. 4380. Cerita yang terdapat di dalam umat Islam agak berbeda dengan cerita dari Ibn Hisham.
[11] The Correct Books of Muslim, buku 7, no. 2802.
[12] Ibn Hisham, bagian 6, vol. 3, hal 8, terjemahan penulis.
[13] Ibn Ishaq, hal 516. Lihat juga Ibn Hisham, vol. 2, bagian 4, hal. 309.
[14] Ibn Ishaq, hal 679ff.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar