BAB

Sabtu, 09 Oktober 2010

12. PENYEMBUHAN DAN MUJIZAT

Sebagai seorang remaja, dulu saya sangat dihormati oleh masyarakat sekitar saya karena mampu menghafal Al Quran dan bersekolah di SMA Al Azhar. Akibatnya, banyak orang seringkali memanggil saya untuk bersembahyang bagi teman atau saudara mereka yang sakit.
Ketika saya mengunjungi seseorang yang sakit, hal pertama yang saya lakukan adalah duduk di sebelahnya dan membacakan ayat-ayat Al Quran. Saya selalu membacakan ayat yang paling terkenal untuk menyembuhkan penyakit:

“Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.”
--- Surat 10:107 ---

Dengan membacakan ayat dari Al Quran, saya berharap untuk mendapat perhatian dari Allah. Setelah itu baru saya berdoa, “Ya Allah, hambamu sedang sakit. Penyakit ini datangnya daripadamu, tetapi kesembuhan juga berasal darimu. Karena itu, kami memohon belas kasihan-Mu.”
Saya selalu merasa tidak nyaman dengan melakukan ini. Saya merasa Tuhan sangat jauh, dan saya tidak tahu apakah ia akan memperhatikan saya atau tidak. Setelah itu, Al Quran mengatakan bahwa tidak ada satu orangpun yang berhak untuk ikut campur merubah maksud Allah.
Muhammad sendiri berkata bahwa ia tidak mampu mempengaruhi Allah atas namanya:

“Katakanlah (ya Muhammad): Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudaratan kecuali yang dikehendaki Allah.”
--- Surat 10:49 (Lihat juga Surat 7:188) ---

Jadi saya membiarkan pasien itu setiap waktu tanpa kepastian apakah Allah akan memperhatikan doa saya. Tetapi saya telah melakukan apa yang Allah ijinkan untuk saya lakukan.
Penyembuhan dan mujizat adalah wilayah di mana perbedaan antara Yesus dan Muhammad terlihat sangat mencolok. Sebelum memulai perbandingan antara Yesus dan Muhammad, saya dengan senang hati akan menjelaskan mengapa topik ini menjadi wilayah yang sering diperdebatkan di kalangan umat Islam.

PERDEBATAN ANTARA MUHAMMAD DAN MUJIZAT
Apakah Muhammad melakukan mujizat dan kesembuhan masih menjadi topik yang diperdebatkan di kalangan umat Islam. Umat Islam mengakui bahwa Yesus melakukan mujizat (seperti yang didukung oleh Al Quran), tetapi tidak semua orang setuju bahwa Muhammad melakukan mujizat. Hal ini karena adanya pertentangan di antara Al Quran dan Hadits (catatan tentang ajaran dan perbuatan Muhammad). Ingatlah bahwa Muhammad memiliki pengetahuan secara langsung tentang apa yang terdapat di dalam Al Quran karena Al Quran dibuat berdasarkan pewahyuan yang menurut Muhammad langsung berasal dari malaikat Gabriel. Namun, Muhammad tidak memiliki kontrol terhadap hadits. Para pengikutnya bisa menceritakan apa saja yang mereka inginkan, entah itu benar atau salah, dan Muhammad tidak bisa mengontrol hal itu.
Al Quran mengatakan Muhammad tidak wajib melakukan tanda-tanda untuk menunjukkan bahwa ia adalah seorang nabi. Sebagai gantinya, Al Quranlah yang menjadi tanda terbesar dari kenabian Muhammad. Muhammad berkata kepada orang-orang:

“Sesungguhnya mujizat-mujizat itu terserah pada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya pemberi peringatan. Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu al-Kitab (Al Quran) yang dibacakan kepada mereka.”
--- Surat 29:50-51 ---

Dengan kata lain, Muhammad berkata, “Aku adalah nabi. Jangan bertanya tentang tanda-tanda. Hanya Allah yang melakukan mujizat.” Wahyu ini menyimpulkan, “Cukuplah Al Quran menjadi tanda bagimu!”
Semua umat Islam setuju bahwa Al Quran adalah mujizat terbesar yang diberikan kepada manusia. Al Quran menyatakan bahwa tidak ada manusia atau roh yang dapat menciptakan buku serupa itu.

“Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian dari mereka membantu satu sama lain.”
--- Surat 17:88 ---
“Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.”
--- Surat 59:21 ---

Itu sebabnya mengapa catatan tentang perbuatan ajaib di dalam hadits menimbulkan kecurigaan terkait dengan kebenaran cerita itu. Beberapa ahli agama Islam percaya bahwa sebagian besar mujizat itu diceritakan oleh para pengikut Muhammad setelah ia meninggal untuk meyakinkan orang-orang bahwa Muhammad adalah benar-benar seorang nabi. Sebagian umat Islam lainnya, meyakini bahwa perbuatan mujizat itu benar-benar terjadi. Ketika saya masih kecil, saya mempercayai cerita-cerita yang saya pikirkan. Tapi kami tidak terlalu memikirkan hal itu. Topik ini tidak ditekankan dalam ajaran Islam.
Dengan pemahaman ini, mari kita bandingkan catatan Yesus dan Muhammad tentang perbuatan mujizat. Untuk memperjelas hal ini, kami akan membagi mujizat-mujizat ini ke dalam tiga kategori, yaitu: menyembuhkan orang sakit, mengusir setan keluar, dan mujizat atau alam. Pada akhirnya, kita akan melihat apakah Yesus atau Muhammad memperlengkapi pengikut mereka untuk melakukan penyembuhan atau mujizat.


KESEMBUHAN PENYAKIT FISIK
Muhammad
Bahkan di dalam Hadits, hampir tidak ada kisah tentang Muhammad berdoa untuk orang-orang agar mereka disembuhkan dari penyakit fisik. Saya memperhatikan hanya ada dua kisah seperti di bawah ini.
Muhammad dan Abu Bakar bersembunyi di dalam gua selama pelarian mereka dari Mekah ke Medinah (hijrah yang kedua). Seorang sejarawan mengatakan bahwa saat itu Abu Bakar digigit ular beracun dan mulai menderita kesakitan akibat racun ular itu. Muhammad berkata, “Jangan sedih, Abu Bakar, karena Allah bersama kita.” Kemudian Abu Bakar menjadi sehat kembali. Ini adalah kisah yang sangat popular di antara umat Islam dan sering dipakai dalam ceramah, terutama dalam peringatan perayaan tahun hijrah setiap tahunnya. Kisah ini diceritakan oleh Umar ibn al-Khattib setelah mendengar cerita dari Abu Bakar. Namun, sejarawan Ibn Kathir mengatakan bahwa hadits ini tidak diketahuinya dan ia mempertanyakan kebenarannya.

Ibn Kathir juga menyebutkan perbedaan versi dari kisah ini. Dalam cerita di atas, Abu Bakar dikatakan sedang bersama utusan Allah di dalam gua, dan tangan Abu Bakar terluka karena terantuk batu. Muhammad tidak berusaha untuk mendoakannya atau menyentuh tangannya agar sembuh, tetapi Abu Bakar menciptakan sebuah puisi Arab, yang diarahkan ke jarinya. “Kamu hanyalah jari, kamu hanyalah jari yang berdarah, dan darah ini terjadi karena Allah.” Ibn Kathir menyangkal bahwa luka di atas adalah akibat gigitan ular, meski demikian ia mengakui bahwa benar jari Abu Bakar terluka. Namun berbeda dengan sejarawan tersebut, kebanyakan umat Islam mempercayai bahwa luka itu disebabkan oleh ular.

Contoh kedua berasal dari hadits yang diceritakan oleh Aisah, isteri kedua Muhammad. Ia berkata bahwa Muhammad biasa berdoa untuk menyembuhkan isteri-isterinya dan orang-orang Islam yang sedang sakit, dengan cara menyentuh mereka dengan tangan kanannya sembari berdoa. Namun, Aisah adalah satu-satunya orang yang menceritakan Muhammad seperti ini. Jika Muhammad biasa berdoa bagi orang-orang Islam yang sakit, maka seharusnya para pengikut yang lain juga akan menceritakan hal yang sama. Tetapi, tidak ada cerita tentang orang-orang yang disembuhkan setelah Muhammad berdoa.

Bahkan jika kita menemukan cerita tentang penyembuhan ini di dalam hadits, maka kisah itu akan bertentangan dengan ajaran di dalam Al Quran, yang mengatakan bahwa Muhammad tidak melakukan perbuatan mujizat. Jika hadits bertentangan dengan Al Quran, maka hadits seharusnya ditolak.
Komentar Aisah ini jarang dikhotbahkan karena penyembuhan bukanlah subyek yang sering dibicarakan oleh para imam. Penyembuhan bukanlah bagian penting di dalam Islam.

Bukannya memberikan contoh bagaimana Alah melakukan penyembuhan, sejarah Islam malah lebih banyak menunjukkan beberapa contoh bahwa ketika penyembuhan dibutuhkan, hal itu tidak terjadi.

Ketika umat Islam pertama kali tiba di Madinah, banyak di antara mereka yang sakit dan menjadi tidak sadar akibat demam tinggi, meski Muhammad tidak menjadi sakit. Tidak ada catatan bahwa ia berdoa untuk penyembuhan, tetapi ketika ia melihat beberapa orang Islam sedang berdoa sambil duduk, ia berkata kepada mereka, “Ketahuilah, bahwa doa yang dilakukan sambil duduk hanya bernilai setengah dari doa yang dilakukan sambil berdiri.” Para sejarawan menyimpulkan, “Oleh karena itu, umat Islam yang sedang bergumul dengan rasa sakit mencoba berdiri di dalam kelemahan dan kesakitan mereka, untuk mencari berkat.”

Muhammad hanya memiliki dua orang anak laki-laki (Al Kasim dan Ibrahim), dan keduanya meninggal dunia ketika mereka masih anak-anak. Hadits mencatat tentang kematian Ibrahim:

“Kami pergi bersama rasul Allah kepada Abu Saif, dan ia adalah suami dari pengasuh Ibrahim (anak nabi).” Utusan Allah mengambil Ibrahim, dan menciumnya, dan membaui ia, dan tidak lama kemudian kami masuk ke rumah Abu Saif, dan pada saat itu, Ibrahim menghembuskan nafas terakhirnya dan mata utusan Allah mulai berlinangkan air mata. Abdur Rahman bin Auf berkata, “Wahai Rasul Allah, bahkan engkau pun menangis!” Ia menjawab, “Ya Ibn Auf, ini adalah belas kasihan.” Kemudian ia menghapus air matanya dan berkata lagi, “Mataku mengeluarkan air mata, dan hatiku sedih, tetapi kami tidak akan berkata apapun selain hal-hal yang menyenangkan Tuhan. Ya Ibrahim! Sesungguhnya hati kami sedih karena kepergianmu.”

Jika Muhammad dapat berdoa untuk menyembuhkan orang sakit, saya yakin ia sudah akan melakukan sesuatu untuk mencegah anaknya supaya tidak sampai meninggal dunia.
Jadi catatan dari kisah ini sederhana, “mendoakan orang sakit bukanlah bagian dalam kehidupan Muhammad. Kemungkinan ia tidak pernah berdoa untuk penyembuhan.”

Yesus
Jika Anda membaca kitab Injil, Anda akanmelihat ada banyak contoh tentang kesembuhan fisik yang dilakukan oleh Yesus. Contoh-contoh itu antara lain:
• Anak seorang perwira yang hampir meninggal (Yohanes 4:48-52)
• Ibu mertua Petrus yang sedang demam (Matius 8:14-15; Markus 1:29-31; Lukas 4:38-39)
• Seorang yang sakit kusta (Penyakit kulit ini seringkali menimbulkan akibat yang fatal) (Matius 8:1-4;
Markus 1:40-45; Lukas 5:12-19; 17:11-19)
• Orang yang lumpuh (Matius 9:1-8; Markus 2:1-12; Lukas 5:18-26)
• Orang lumpuh di kolam Betesda (Yohanes 5:1-15)
• Orang yang lumpuh tangan (Matius 12:9-13; Markus 3:1-6; Lukas 6:6-11)
• Pembantu tentara Romawi yang sedang sakit (Matius 8:5-13; Lukas 7:2-10)
• Membangkitkan anak seorang janda yang telah meninggal (Lukas 7:11-17)
• Membangkitkan anak perempuan seorang pemimpin dari kematian (Matius 9:18-26; Markus 5:21-43; Lukas 8:40-56)
• Perempuan yang mengalami pendarahan (Matous 9:20-22; Markus 5:24-34; Lukas 8:43-48)
• Orang buta (Matius 9:32-34; 20:29-34; Markus 8:22-25; 10:46-52; Yohanes 9:1-38; 18:35-43)
• Seorang yang bisu tuli (Markus 7:31-37)
• Perempuan yang bungkuk dan tidak dapat berdiri tegak (Lukas 13:10-17)
• Seorang dengan penyakit busung air (atau edema) (Lukas 14:1-6)
• Membangkitkan temannya, Lazarus yang telah meninggal untuk keluar dari kuburnya (Yohanes 11:1-44)
• Memperbaiki telinga dari salah seorang pembantu Imam besar setelah Petrus memotongnya dengan pedang (Lukas
22:49-51)

Mengenai penyembuhan ini, dapat kita lihat beberapa perbandingan ironis antara Yesus dan Muhammad. Sebagai contoh, Muhammad tidak menyembuhkan para pengikutnya yang menderita deman tetapi Injil secara spesifik menyebutkan Yesus menyembuhkan demam dua orang – ibu mertua Petrus (Markus 1:29-31) dan anak seorang pegawai istana (Yohanes 4:48-52). Dan juga, sementara Muhammad tidak dapat menyelematkan nyawa kedua anak lelakinya, Yesus justru membangkitkan dua orang anak dari kematian, anak seorang pejabat tinggi dan anak seorang janda. Yesus juga menyembuhkan seorang anak laki-laki yang hampir mati di Kapernaum hanya dengan berkata kepada ayahnya, “Anakmu hidup” (Yohanes 4:50).
Pada bagian ini, kita telah mengetahui bahwa kesembuhan merupakan peranan penting dalam kehidupan Yesus namun sedikit atau bahkan tidak ada di dalam kehidupan Muhammad. Sekarang mari kita lihat apa yang Yesus dan Muhammad pikiran tentang maksud dari kesembuhan dan penyebab sakit penyakit.


PENYEMBUHAN PENYAKIT FISIK
Muhammad
Saya tahu tidak ada ajaran Muhammad tentang maksud dari kesembuhan. Meski demikian ia melakukannya, mengajar tentang sumber-sumber penyakit. Mari kita lihat kembali pada ayat yang saya kutip untuk orang-orang yang sedang sakit.

“Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.”
--- Surat 10:107 ---

Muhammad berpikir bahwa penyakit itu berasal dari Allah, jadi umat Islam percaya bahwa ketika seseorang sakit, pasti ada alasan di belakang itu. Mungkin saja, orang itu melakukan suatu kesalahan atau berbuat dosa menentang Allah, jadi Allah memberinya penyakit untuk menyucikan ia dari perbuatan salahnya. Umat Islam percaya bahwa penyucian ini akan menempatkan sesorang pada posisi yang lebih baik di hadapan Allah pada hari penghakiman.
Ayat ini juga mengatakan bahwa Allah adalah satu-satunya pribadi yang dapat menghilangkan penyakit. Ajaran ni membuat saya sebagai umat Islam frustasi. Saya bingung, ”Jika Anda sakit dan berdoa minta tolong kepada Allah, apa yang Anda harapkan? Jika Allah yang mengirimkan penyakit, bagaimana Anda meyakinkannya untuk menariknya kembali?”

Yesus
Yesus berkata bahwa penyembuhan dan mujizat yang ia lakukan merupakan tanda bagi orang-orang bahwa ia benar-benar berasal dari Tuhan.

“Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”
--- Matius 11:2-5 ---

Sama seperti yang Yesus katakan kepada orang-orang Yahudi:

“Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,”
--- Yohanes 10:24-25 ---
¬¬¬
Kitab Injil juga mengatakan bahwa Yesus termotivasi oleh belas kasihan untuk menyembuhkan orang-orang yang tenderita

“Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.”
--- Matius 14:14 ---
Lihat juga Matius 20:34; Markus 1:41

Belas kasihan Yesus bagi orang-orang sakit terlihat dalam pengajarannya tentang penyebab penyakit. Kita dapat mengetahui sudut pandang Yesus melalui berbagai komentar yang dibuatnya ketika menyembuhkan orang-orang sakit. Ia berkata:
1. Sakit penyakit dapat merupakan akibat dosa.
“Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Tuhan lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."”
--- Yohanes 5:14 ---

2. Sakit penyakit bisa saja terjadi tanpa sebuah kesalahan.
Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Tuhan harus dinyatakan di dalam dia.
--- Yohanes 9:1-3 ---

3. Sakit penyakit dapat disebabkan oleh kuasa setan.
“Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang itu buta dan bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkata-kata dan melihat. ”
--- Matius 12:22 ---
Lihat juga Matius 9:32-34; Markus 7:31-37

Kita telah mengetahui tentang kesembuhan penyakit fisik, sekarang mari kita lihat kesembuhan secara spiritual – dengan cara mengusir setan.

PENYEMBUHAN PENYAKIT FISIK
Baik Muhammad maupun Yesus, sama-sama berbicara tentang setan dalam ajaran mereka. Masalah yang ingin saya bicarakan di sini adalah apa yang dilakukan oleh setiap orang yang datang kepada mereka untuk meminta pertolongan mengusir setan.

Muhammad
Namun demikian, Muhammad tidak mengetahui bagaimana mengusir setan. Bahkan Al Quran mengatakan bahwa jin (atau setan) datang untuk mendengar Muhammad mengutpip Al Quran:

“Katakanlah (ya Muhammad): “Telah disampaikan kepadaku bahwa sekelompok jin (berjumlah antara tiga sampai sepuluh) telah mendengarkan (al Quran ini). Lalu mereka berkata, “Sungguh, kami telah mendengar kutipan (al Quran) yang menakjubkan.”
--- Surat 72:1 ---

Surat ini menyatakan bahwa beberapa dari jin itu menerima Islam dan menjadi Muslim (Surat 72:14). Ketika Muhammad berdoa, mereka mengerumuninya untuk mendengarkannya (Surat 72:19).
Jadi hubungan Muhammad dengan para setan sangat berbeda dengan Yesus!
Namun, kami mempunyai sebuah contoh tentang seorang wanita yang datang kepada Muhammad dan meminta tolong kepadanya karena ia merasa dirinya telah diserang oleh setan.

“Seorang perempuan muslim datang kepadanya dan bertanya, “Setan-setan ini merasuki, menyakiti, dan menyiksaku.” Muhammad menjawab, “Jika engkau bersabar ketika menghadapinya, maka engkau akan berada di hadapan Allah pada Hari Penghakiman dan terbebas dari segala dosa, dan tidak akan ada penghakiman ke atasmu. Ia berkata, “Aku bersumpah demi nama dia yang mengutusmu bahwa aku akan bersabar sampai aku bertemu dengan Allah, tetapi aku takut setan ini akan datang dan membuatku membuka pakaianku (di depan orang banyak)” (dan aku akan berdosa). Kemudian Muhammad menjawabnya, “Setiap saat engkau merasakan setan di dalam dirimu, engkau harus pergi ke Ka’abah dan membungkus dirimu dengan kain-kain yang dihamparkan di depan Batu Hitam” Kemudian Muhammad mendoakan perempuan itu.”

Mari pikirkan apa yang Muhammad tawarkan kepada perempuan ini. Ia tidak mengusir setan itu dari dalam dirinya. Malah sebaliknya, ia menyuruh perempuan itu untuk bertahan dan berkata bahwa perempuan itu akan mendapatkan kelepasan apabila ia pergi ke Batu Hitam di Ka’abah.
Saran Muhammad sesungguhnya sangat bertentangan dengan ajaran dalam Al Quran, yang berkata:

“Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
--- Surat 7:200 ---

Dari sini dapat kita simpulkan dengan mudah, bahwa Muhammad tidak menampilkan dirinya sebagai seseorang yang dapat mengusir setan.

Yesus
Ketika Yesus bertemu dengan seseorang yang terikat dengan kuasa setan, ia berkata kepada setan tersebut untuk meninggalkan tubuh orang itu. Sebuah contoh yang menarik adalah ketika dua orang gila bertemu dengan Yesus ketika mereka mengembara di kuburan di daerah Gadara. Mereka sangat kuat, sehingga orang-orang takut untuk melewati daerah itu. Setan-setan yang merasuk di dalam tubuh kedua orang itu memohon kepada Yesus, “Jika Engkau mengusir kami keluar, suruhlah kami pindah ke kawanan babi di sana.” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Pergilah!” dan setan-setan itupun keluar dari tubuh kedua orang itu (Matius 8:28-34).
Contoh-contoh lain tentang Yesus mengusir setan keluar adalah:
• Orang di sinagog (Markus 1:23-28; Lukas 4:33-37)
• Orang yang buta dan bisu (Matius 12:22)
• Orang yang bisu (Matius 9:32-34)
• Anak perempuan dari perempuan Kanaan (Matius15:21-28; Markus 7:24-30)
• Seorang anak laki-laki yang menderita kejang (Matius 17:14-21; Markus 9:14-30; Lukas 9:37-43)
Sebagai tambahan dari cerita-cerita di atas, Injil seringkali menyebutkan secara umum bahwa Yesus mengusir setan keluar ketika orang-orang datang kepadanya untuk meminta pertolongan (Matius 4:24; 8;16; Markus 1:34, 39). Yesus berkata bahwa mengusir keluar setan itu hanya bisa dilakukan oleh kuasa Tuhan (Lukas 11:14-28).
Sekarang mari kita masuk ke dalam satu wilayah yang menunjukkan perdebatan terhadap Muhammad – mujizat.

MUJIZAT
Muhammad
Kita telah mengetahui bahwa Muhammad tidak tahu bagaimana caranya berdoa bagi kesembuhan fisik, ataupun mengusir keluar setan. Lalu apakah dia tahu tentang bagaimana melakukan mujizat?
Seperti yang telah saya sebutkan pada bagian awal bab ini, mujizat masih menjadi perdebatan di antara umat Islam. Sebagian umat Islam melihat Al Qur’an sebagai mujizat terbesar. Selain itu, mujizat tidak memiliki peranan apa-apa dalam kisah hidup Muhammad. Dengan kata lain, mujizat tidak digambarkan dapat menarik orang banyak datang kepada Muhammad. Mereka tidak memiliki pengaruh besar terhadap bagaimana orang-orang memperlakukannya atau bagaimana ia menyampaikan pesannya.
Dengan latar belakang ini, mari kita lihat referensi kemungkinan mujizat yang dilakukan oleh Muhammad.
Sebuah kisah yang terkenal adalah “membelah bulan,” digambarkan dalam hadits berikut ini:
“Orang-orang Mekah bertanya kepada Rasul untuk menunjukkan kepada mereka sebuah tanda (mujizat). Kemudian ia menunjukkan kepada mereka (mujizat) tentang menembus bulan.”

Al Qur’an membuat referensi ini ke dalam Surat 54:1:

“Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan.”

Banyak umat Islam percaya bahwa bulan terbelah menjadi dua dan muncul menjadi dua bagian di langit. Peristiwa ini diduga terjadi di Mekah kurang-lebih lima tahun sebelum hijrah. Namun, tidak ada referensi yang tentang mujizat ini ketika Muhammad ditantang untuk melakukan sebuah tanda. Ini adalah masalah yang belum terpecahkan.
Beberapa contoh mujizat lainnya yang terdapat hanya di dalam Hadits dan tidak disebutkan dalam Al Qur’an, antara lain:
• Memperbanyak uang untuk membayar hutang
• Memperbanyak air:
- dari tempat minum
- di dalam sumur
- dari dua kantong air yang dipinjam dari seorang perempuan yang sedang mengendarai unta
• Menurunkan hujan pada musim kering di Medinah
• Terang menerangi dua pengikut Muhammad yang berjalan di dalam kegelapan
• Pohon palem menangis setelah Muhammad pergi
• Tanah menelan sekelompok orang Kristen yang berbohong
• Serigala berbicara dan mengundang seorang manusia untuk menerima Islam
• Perjalanan Muhammad di malam hari di mana ia menceritakan bahwa dirinya terbang dari Mekah ke Yerusalem lalu melihat surga dan neraka.

Yesus
Ketika Yesus menjadi terkenal karena penyembuhan yang ia lakukan, ia juga dicari orang karena berbagai mujizat yang ia lakukan. Contoh yang menarik adalah ketika lima ribu orang laki-laki pergi ke bukit untuk mendengarkan ajarannya, dan menunggu sedemikian lama sehingga mereka menjadi lapar. Para murid ingin memulangkan mereka, tetapi ketika Yesus mendapatkan lima potong roti dan dua ekor ikan, ia memerintahkan para murid untuk memberi mereka makan. Mujizatnya adalah bahwa dari sejumlah kecil roti dan ikan dapat memberi makan semua orang. Dan selanjutnya Yesus dicari oleh banyak orang yang mengingatnya mampu menggandakan makanan (Yohanes 6:1-27).
Beberapa contoh lainnya yang menunjukan mujizat yang dilakukan oleh Yesus, antara lain:
• Mengubah air menjadi anggur dalam sebuah acara pernikahan (Yohanes 2:1-11)
• Menangkap ikan dalam jumlah banyak (Lukas 5:1-11; Yohanes 21:1-14)
• Meredakan badai ketika ia dan murid-muridnya menyeberang danau (Matius 8:23-27; Markus 4:35-41; Lukas 8:22-
25)
• Memberi makan orang banyak dengan makanan yang jumlahnya sedikit (Matius 14:13-21; 15:32-38; Markus 6:34-44
; 8:1-9; Lukas 9:12-17; Yohanes 6:1-15)
• Berjalan di atas air sementara sedang terjadi badai (Matius 14:22-33; Markus 6:45-52; Yohanes 6:16-21)
• Menemukan uang untuk membayar pajak di dalam mulut ikan (Matius 17:24-28)
• Membuat pohon ara menjadi kering (Matius 21:18-22; Markus 11:20-25)

Ada beberapa mujizat dilakukan di depan orang banyak (mujizat di acara pernikahan dan pelipatgandaan makanan), tetapi ada juga yang hanya dilihat oleh murid-murid terdekatnya.
Jadi, tampaknya ada beberapa mujizat yang dilakukan baik oleh Muhammad maupun oleh Yesus. Tetapi, apa yang menjadi alasan dari diadakannya mujizat-mujizat ini?

Alasan Muhammad Melakukan Mujizat
Beberapa orang mengatakan mujizatnya adalah tanda kerasulan Muhammad, tetapi Al Qur’an menyatakan bahwa wahyu kepada Muhammad adalah satu-satunya tanda yang diberikan kepadanya. Hal inilah yang menjadi pokok perdebatan.

Alasan Yesus Melakukan Mujizat
Yesus melakukan mujizat sebagai tanda bahwa Ia adalah Tuhan, terutama bagi para pengikutnya. Sebagai contoh, mujizat pertama yang dilakukan oleh Yesus adalah mengubah air menjadi anggur di sebuah acara pernikahan. Hal ini merupakan pertunjukkan kuasa yang efektif bagi para pengikutnya yang baru.
Yesus juga menunjukkan belas kasihan melalui mujizat yang ia lakukan, terutama ketika memperbanyak makanan bagi orang banyak.

“Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.”
--- Matius 15:32 ---


PENYEMBUHAN DAN MUJIZAT OLEH PARA MURID
Bagian akhir dari bab ini akan meliuhat pada apakah Yesus dan Muhammad mengajarkan murid-muridnya untuk mempraktekkan penyembuhan dan mujizat.

Muhammad
Muhammad tidak mengajarkan para muridnya berdoa untuk penyembuhan atau mujizat. Tidak ada hadits yang menyatakan Muhammad berkata, “Jika salah seorang saudara atau anak-anakmu sakit, berdoalah dan mintalah kesembuhan dari Allah”. Tidak ada catatan dalam sejarah Islam bahwa para pengikut Muhammad melakukan penyembuhan atau mujizat. Hal ini bukanlah metode bagi merea untuk menyebarkan agama Islam. Sebaliknya, setelah kematian Muhammad, mereka tetap mengorganisir anggotanya secara militer dan terus menyebarkan agama Islam melalui jihad.

Yesus
Yesus mengharapkan murid-muridnya untuk melakukan penyembuhan dan mujizat yang sama seperti yang ia lakukan bahkan lebih lagi.
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.”
--- Yohanes 14:12 ---

Ketika Yesus mengirim para muridnya untuk berkhotbah, ia berkata kepada mereka:
“Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.
--- Matius 10:8; lihat juga Markus 3:15; Lukas 10:9 ---

Pertanyaannya adalah, “Apakah para murid juga dapat menyembuhkan dan mengusir keluar setan seperti yang dilakukan oleh Yesus?” Jawabannya adalah “Ya”.

“Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.”
--- Markus 6:12-13 ---

“Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."”
--- Lukas 10:17 ---

Perjanjan Baru menjelaskan bahwa setelah kematian dan kebangkitan Yesus, para pengikutnya juga melakukan “berbagai perbuatan heran dan tanda-tanda mujizat.” (Kisah Para Rasul 2:43; lihat juga Roma 15:19). Sebagai contoh:
• Menyembuhkan orang lumpuh sejak lahir (Kisah Para Rasul 3:1-10; 14:8-10)
• Sepasang suami isteri yang langsung jatuh meninggal karena berbohong (Kisah Para Rasul 5:1-11)
• Para murid dibebaskan dari penjara oleh malaikat (Kisah Para Rasul 5:19-20)
• Roh jahat keluar; orang lumpuh dan timpang disembuhkan (Kisah Para Rasul 8:6-13)
• Orang lumpuh disembuhkan (Kisah Para Rasul 9:32-35)
• Seorang perempuan dibangkitkan dari kematian (Kisah Para Rasul 9:36-41)
• Nabi palsu dibutakan (Kisah Para Rasul 13:8-11)
• Seorang anak muda dibangkitkan setelah meninggal karena terjatuh (Kisah Para Rasul 20:9-12)
• Tidak terluka setelah digigit ular berbisa (Kisah Para Rasul 28:3-5)
Orang banyak tertarik untuk datang kepada para murid dan pesan yang mereka sampaikan karena mujizat dan kesembuhan-kesembuhan, sama seperti mereka tertarik kepada Yesus.

KESIMPULAN
Penyembuhan dan mujizat membantu kita untuk melihat lebih banyak lagi perbedaan antara Yesus dan Muhammad. Kegiatan Yesus di depan orang banyak ditandai oleh penyembuhan, mengusir setan dan melakukan berbagai mujizat. Setelah kematian dan kebangkitannya, para pengikutnya juga menarik orang banyak mendengarkan pesarn mereka melalui penyembuhan, mengusir setan dan mujizat-mujizat.
Sebaliknya, sejarah Islam mencatat hanya sedikit kisah tentang mujizat yang dikaitkan dengan Muhammad dan hampir tidak ada kisa cerita tentang penyembuhan atau mengusir setan.
Penyembuhan merupakan cara efektif yang dilakukan oleh Yesus dalam menyebarkan pesannya, sekarang mari kita kembali melihat cara yang paling efektif bagi Muhammad dalam menyebarkan pesannya – yaitu melalui jihad atau perang suci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar