BAB

Sabtu, 09 Oktober 2010

20 KEPUTUSAN PRIBADI SAYA

Pikiran saya telah terfokus seperti sinar laser pada lembaran kulit berwana hitam. Alkitab berada di hadapan saya sepanjang malam itu. Saya tidak ingat waktu sampai saya mendengar suara dari pengeras suara di mesjid. Itu adalah panggilan untuk sembahyang pagi.

Saya melihat jam di samping tempat tidur saya dengan terkejut – sudah jam 4 pagi. Saya mendengar seluruh anggota keluarga saya bangun dan bersiap-siap untuk pergi ke mesjid. Tetapi pagi itu, saya tidak ingin berpura-pura sembahyang. Saya merasakan damai yang luar biasa, dan saya hanya ingin beristirahat.

Setelah pengalaman di penjara, saya tidak bisa tidur setiap malam. Saya sering menghabiskan waktu berjam-jam membolak-balikan tubuh saya di tempat tidur sampai akhirnya saya tidur karena kelelahan. Tetapi pagi itu saya menaruh kepala saya di bantal dan dalam sekejap saya telah tertidur. Saya bahkan tidak menyadari bahwa sakit kepala saya benar-benar sembuh.

Tiga jam kemudian, jam 7 pagi, saya terbangun dengan perasaan yang telah benar-benar pulih. Saya telah siap untuk mengambil keputusan. Saya telah menemukan Tuhan yang Maha Besar yang selama ini saya cari. Tidak ada keraguan lagi dalam pikiran saya, saya berdoa kepada Tuhan yang ada di dalam Alkitab dan berjanji untuk menyerahkan hidup saya kepadanya. Kemudian saya kembali membaca Alkitab.

Saya telah selesai membaca kitab Injil, Kisah Para Rasul, dan Roma. Saya tidak tahu kitab mana lagi yang saya harus baca selanjutnya, jadi saya hanya membiarkan Alkitab pemberian apoteker itu jatuh terbuka lagi. Saat itu, saya mendapatkan kitab Mazmur 91. Saya membaca seluruh kitab Mazmur itu. Lalu saya membaca lagi dan rasanya seperti pesan yang ditujukan secara pribadi untuk saya dalam situasi saya saat itu.

MAZMUR 91
Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi
dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa
akan berkata kepada YAHWEH:
"Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku,
Elohimkuku, yang kupercayai."
Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau
dari jerat penangkap burung,
dari penyakit sampar yang busuk.
Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau,
di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung,
kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.
Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam,
terhadap panah yang terbang di waktu siang,
terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap,
terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
Walau seribu orang rebah di sisimu,
dan sepuluh ribu di sebelah kananmu,
tetapi itu tidak akan menimpamu.
Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan
melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik.
Sebab YAHWEH ialah tempat perlindunganmu,
Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu,
malapetaka tidak akan menimpa kamu,
dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu;
sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu
untuk menjaga engkau di segala jalanmu.
Mereka akan menatang engkau di atas tangannya,
supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.
Singa dan ular tedung akan kaulangkahi,
engkau akan menginjak anak singa dan ular naga.
"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku,
maka Aku akan meluputkannya,
Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab,
Aku akan menyertai dia dalam kesesakan,
Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia,
dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku."

Kata-kata ini memberitahukan saya bahwa Tuhan mengetahui bahaya yang akan saya hadapi karena keputusan saya. Keluarga saya, saudara-saudara, ayah dan kaum kerabat saya – ketika mereka mengetahui keputusan saya, mereka akan datang dan mencoba untuk membunuh saya sebelum orang lain melakukannya.

Dalam kitab Mazmur ini, saya mendengar Tuhan berkata, “Aku akan melindungimu.”

“Baiklah” kata saya. “Ayat ini adalah janji Tuhan dan ini adalah senjata yang akan saya gunakan untuk menghadapi pertempuran saya.” Saya menghapalkan seluruh ayat ini sebelum saya meninggalkan kamar saya.

MEMBERITAHUKAN SANG APOTEKER
Jam 11 pagi. Saya datang kembali ke toko obat sang apoteker dengan obat-obat saya di tangan dan Alkitab di tangan yang lain. Saya mendatangi mejanya dan mengembalikan obat-obat itu kepada sang apoteker.

Dia bertanya kepada saya, “Apakah kamu telah membaca Alkitab itu?”
Saya menjawabnya, “Ya, dan saya telah memutuskan untuk menjadi seorang Kristen.”

Ia melompat-lompat dan mulai memuji Tuhan dengan suara keras. Kemudian ia berlari keluar dari mejanya menuju toko dan memeluk saya.

“Kemari, duduklah di sini,” katanya sambil menarik saya melewati pintu ayun di belakang apotek itu. Dengan senyum lebar di wajahnya, ia mencarikan kursi untuk saya.

Setelah saya duduk, ia berkata lagi, “Tunggu sebentar,” lalu ia menelpon seseorang. Saat itu saya gugup sekali, khawatir ia akan membawa saya ke polisi rahasia. Mungkin saja ini semua jebakan.

Tetapi ternyata ia hanya menelpon suaminya, seorang dokter hewan yang bekerja untuk pemerintah, “Kamu harus pulang secepatnya,” kata apoteker itu.

Ketika suaminya pulang setengah jam kemudian, apoteker itu berkata kepada saya, “Kami ingin mendengar apa yang terjadi tadi malam.” Ketika saya mulai bercerita, apoteker itu terus bertanya, tetapi suaminya hanya melihat saya - dengan tenang dan serius.

Akhirnya saya berkata, “Saya ingin membacakan sesuatu untukmu.” Kemudian saya membacakan seluruh isi dari Mazmur 91. Saya dapat melihat air mata di mata suaminya.
Apoteker itu lalu berkata, “Sudah jam 12. Saya akan menutup apotek ini, dan kami akan mengajakmu makan siang. Setelah makan siang, kami akan mengajakmu ke gereja kami.”

Selama makan siang, mereka terus mempertanyakan pengalaman saya dengan Alkitab tadi malam. Kemudian saya bertanya apakah apoteker itu menginginkan Alkitabnya kembali. “Tidak” katanya, “Saya ingin kamu menyimpannya.”

Kemudian mereka mulai memberi peringatan tentang bagaimana saya harus bersikap. “Jangan memberitahukan kepada terlalu banyak orang apa yang telah kamu lakukan,” saran mereka. “Tidak usah datang ke gereja secara terbuka. Terlalu banyak orang akan melihatmu. Kamu bisa datang ke pendalaman Alkitab bersama kami di rumah-rumah.” Setelah itu, merkea dengan senang hati memperkenalkan pendeta mereka kepada saya.

Setelah kami berbincang-bincang dengan pendeta di kantornya sebentar, ia mengambil kesimpulan yang mengejutkan kami semua. Intinya, ia berkata, “Anakku, pulanglah ke rumahmu. Kami tidak perlu menambah jumlah anggota jemaat kami. Dan jika kamu pulang, kami tidak akan kehilangan anggota jemaat kami. Kami tidak tertarik.”

Ia khawatir kelompok radikal Islam akan menyerang gerejanya jika mereka mendengar bahwa seorang pembangkang Islam menghadiri ibadah di sana. Ketika kami meninggalkan kantornya, saya berkata, “Dengar, saya tidak khawatir tentang apa yang Anda lakukan terhadap saya sekarang. Satu-satunya Pribadi yang telah menyelamatkan saya akan menolong dan memelihara saya. Meskipun Anda telah menolak saya, Ia akan setia menyertai saya kemanapaun saya pergi. Tetapi, Anda membutuhkan pertolongan.”

Apoteker dan suaminya sangat kecewa dan malu. Mereka terus meminta maaf atas apa yang telah terjadi. Saya juga marah, tetapi saya juga dapat melihat bahwa perilaku pendeta itu tidak sesuai dengan apa yang telah saya baca di dalam Alkitab. Saya mulai mempelajari prinsip penting dari memisahkan antara pemimpin dan para pengikutnya. Ini adalah prinsip yang perlu saya terapkan baik kepada umat Islam maupun kepada umat Kristen.

KRISTEN RAHASIA
Untuk setahun berikutnya, saya hidup sebagai “seorang Kristen rahasia” di Mesir. Saya tidak memberitahukan keluarga saya apa yang telah saya lakukan, tetapi saya biasanya berhenti di kantor apoteker itu ketika saya perlu berbicara. Saya bertanya banyak hal tentang Alkitab dan Kekristenan kepadanya. Tetapi saya tidak pernah meminta obat sakit kepala lagi. Sakit kepala saya telah sembuh.

Saya kesulitan mencari gereja yang mengijinkan saya ikut beribadah. Saya pergi secara diam-diam ke tiga orang pendeta yang berbeda yang mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak bisa menerima saya di gereja mereka. Saya akhirnya naik taksi ke sebuah biara yang terletak di gurun pasir jauh di luar kota Kairo. Tempat ini begitu terpencil sehingga saya pikir mereka tidak perlu takut kepada polisi rahasia. Seorang biarawan keluar dari dinding biara dan mengatakan hal yang sama, “Kami tidak dapat menolong Anda.” Tetapi ia memberikan saya satu lagi nama pendeta yang mungkin dapat menolong. Keesokan harinya saya pergi ke gereja itu. Pendeta itu sangat keras awalnya, mencoba memastikan apakah saya jujur. Lalu ia menerima saya dan saya datang ke gereja itu dengan sangat hati-hati selama satu tahun sampai akhirnya saya meninggalkan Mesir. Saya berkata sangat hati-hati karena saya berusaha untuk tidak menarik perhatian orang-orang kepada saya.

Saya naik bis ke gereja dan bukannya mengendarai mobil saya agar tidak diikuti oleh seorang anggota Muslim radikal. Saya tidak memberitahukan kisah saya kepada seluruh anggota jemaat gereja. Gereja-gereja besar di Mesir biasanya mengijinkan polisi Mesir untuk melakukan pengecekan keamanan di pintu gereja. Apabila polisi itu melihat saya, saya akan menyelinap di antara banyak orang untuk masuk dan keluar pintu gereja. Saya harus memastikan bahwa ia tidak menghentikan saya dan mencari tahu siapa diri saya.

Selama hari-hari itu, saya tetap bekerja kepada ayah saya sebagai direktur penjualan untuk pabrik pakaiannya.

MENINGGALKAN MESIR
Keadaan itu hanyalah masalah waktu sebelum akhirnya keluarga saya mengetahuinya. Suatu hari, tanpa rencana, saya mengatakan hal yang sebenarnya kepada ayah saya. Segera saja, ayah saya menarik senjatanya dan menembakkan lima peluru kepada saya. Sejak saat itu, saya keluar dari rumah saya dan dari Mesir untuk seterusnya. Itulah awal perjalanan panjang yang membawa saya dari Mesir ke Afrika Selatan dan akhirnya ke Amerika Serikat, di mana buku ini ditulis.

Saya membawa Alkitab sang apoteker dan saya masih menyimpannya hingga hari ini. Namun ia harus membayar harga karena telah menolong saya. Setelah saya meninggalkan Mesir, sekelompok radikal Muslim membakar apoteknya dan mencoba untuk membunuhnya. Kelompok orang Kristen Koptik memberitahu saya bahwa ia dan suaminya meninggalkan negara itu dan bermigrasi ke Kanada.

HIDUP SAYA HARI INI
Saya telah menjadi seorang Kristen selama sebelas tahun terakhir ini, mengabdikan diri saya untuk memberikan kesempatan mempelajari tentang Yesus seperti yang saya lakukan, kepada seluruh orang dan umat Islam.

Tidak seorangpun seharusnya dipaksa untuk menganut sistem kepercayaan apapun. Tetapi setiap orang harus menerima informasi apapun yang mereka inginkan dan kesempatan untuk membuat keputusan tanpa rasa takut terhadap apa yang mungkin dilakukan orang lain terhadapnya.

Saya berdoa kiranya kata-kata saya dapat memberikan terang kepada Anda yang akan memimpin Anda kepada damai, sukacita dan pengampunan dari Tuhan yang Maha Kuasa.

Penutup

Jika seseorang bercerita kepada Anda dan Anda ingin mengetahui kebenarannya, apa yang akan Anda lakukan? Anda harus kembali kepada sumber yang sebenarnya.

Itulah yang menjadi maksud dari buku ini: membantu Anda untuk memahami Islam dan Kristen dengan membawa Anda kepada pendiri-pendirinya. Ingatlah, Anda tidak dapat memahami apa itu Kekristenan dengan melihat apa yang dilakukan oleh orang-orang Kristen, demikian juga Anda tidak dapat membahami Islam dengan melihat apa yang dilakukan oleh umat Islam. Anda harus melihat kepada sumbernya.
Buku ini unik dalam beberapa hal:
• Sedikit sekali buku terbitan berbahasa Inggris yang fokus pada perbandingan antara Yesus dan Muhammad.

• Sedikit sekali buku berbahasa Inggris tentang Islam yang didasarkan pada pengetahuan Al Quran, hadits dan
sejarah Islam yang dipelajari dalam bahasa Arab.

• Banyak buku berbahasa Inggris tentang Islam yang mencari persamaan latar-belakang antara Islam dan
Kekristenan. Buku ini justru memberikan perbedaan antara Yesus dan Muhammad.

• Setiap pembaca mungkin akan bereaksi berbeda terhadap buku ini. Beberapa orang akan mengeluh bahwa saya
membuat umat Islam tampak buruk. Bukan itu tujuan saya. Saya tahu banyak sekali orang Islam yang luar
biasa, baik, murah hati dan ingin tinggal dalam perdamaian di seluruh dunia. Saya berasal dari budaya
Islam dan saya masih mencintai orang-orang Islam.

• Beberapa orang akan menyerang gagasan menceritakan Muhammad dengan cara apapun. Ini adalah pola pikir dari
kelompok Muslim konservatif tempat di mana saya dibesarkan. Saya berharap mereka dapat meninggalkan
perilaku seperti itu dan melihat informasi-informasi dalam buku ini dengan pikiran terbuka.

• Beberapa orang akan menjadi skeptis, mengira saya menyembunyikan informasi dan menyimpangkannya. Saya
mendorong orang-orang seperti ini untuk melihat pada sumber yang sebenarnya.

• Beberapa orang Kristen memutuskan untuk mengubah keyakinan mereka bahwa Kekristenan dan Islam bersumber
pada Tuhan yang sama. Saya berharap mereka membantu orang-orang Kristen lainnya mengetahui apa yang telah
mereka pelajari. Saya berdoa, buku ini dapat memotivasi umat Kristen untuk bekerja lebih keras membagikan
Injil kepada umat Islam.

• Beberapa orang akan tertarik kepada Yesus dan pesannya. Ini adalah kemungkinan terbaik sebagai hasil dari
membaca buku ini.

Saya tidak tahu reaksi Anda pribadi, tetapi jika Anda melihat kebenaran di dalam Yesus, saya mendorong Anda untuk membaca Alkitab dan berbicara dengan orang-orang Kristen yang jujur tentang jalan hiudup yang luar biasa ini. “Anda akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan membebaskan Anda.” (Yohanes 8:32).
Yesus berkata:

“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
--- Yohanes 14:6 ---

Yesus menawarkan sebuah cinta kasih yang tidak pernah ditawarkan oleh nabi manapun dalam sejarah:
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”
--- Yohanes 14:6 ---

Saya berdoa, Anda akan datang dan beristirahat dalam cintanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar